sta
Oleh : karangasemkab | 20 Maret 2014 | Dibaca : 1275 Pengunjung
Oleh :
I Ketut Tahu Putrajaya,SP.MMA
Penyuluh Pertanian Muda
pada UPTD Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Kubu
Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi, jagung dan ubi kayu, serta mempunyai peran penting dalam penyediaan bahan pangan, maupun bahan baku industri. Ubi jalar mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan produktivitas antara 15-30 t/ha. Selama 10 tahun terakhir, rata-rata produktivitas ubi jalar di Kecamatan Kubu baru mencapai 11,28 t/ha. Kondisi ini masih lebih rendah dari potensinya, sehingga pendapatan petani dari usahatani ubi jalar masih rendah pula. Fenomena ini diduga karena usahatani ubi jalar belum diupayakan secara intensif, oleh karena itu perlu adanya perbaikan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitasnya melalui Dem-Area ubi jalar. Dalam perbaikan teknologi tersebut dimasukkan beberapa rakitan teknologi budidaya ubi jalar yang dimulai dari : pengolahan tanah dan pembuatan guludan sesuai anjuran, penyediaan bibit yang bermutu, penggunaan pupuk organik dan anorganik dengan dosis sesuai anjuran, melakukan penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan penanganan panen dan pasca panen yang tepat. Dengan menerapkan teknologi secara tepat dalam budiaya ubi jalar yang dilakukan di Desa Ban Kecamatan Kubu ternyata memberikan hasil yang sangat berbeda dibandingkan dengan budidaya cara petani setempat sebelumnya.
Hasil kegiatan dem-area ubi jalar yang dilakukan di Desa Ban Kecamatan Kubu menunjukkan bahwa, dengan budidaya sesuai anjuran mampu memberikan produksi 17.600 kg/Ha. Sedangkan dengan pola petani sebelumnya mampu berproduksi 6.400 kg/ha, yaitu meningkat 36,36% dari pola petani. Walaupun total biaya input produksi dengan teknologi anjuran lebih besar sekitar 43,37% namun dapat memberikan pendapatan Rp. 26.400.000,-/Ha, dan pola petani sebelumnya mampu memberikan pendapatan per ha sebesar Rp. 5.200.000,- yaitu mampu meningkatkan pendapatan sebesar 31,99% serta keuntungan meningkat 13,09%, dari cara petani sebelumnya. Dan selanjutnya dilihat dari rasio pendapatan dengan total biaya, ternyata budidaya ubi jalar dengan menggunakan teknologi anjuran, B/C rationya 1,60 sedangkan budidaya pola petani sebelumnya dengan B/C ratio 1,18.
Budidaya ubi jalar di lahan kering dengan menggunakan teknoloigi sesuai anjuran mampu meningkatkan pendapatan petani secara nyata. Budidaya ubi jalar yang dilakukan oleh petani lahan kering di Kecamatan Kubu sangat menguntungkan, karena disamping di peroleh pendapatan dari produksi umbi, panen daun juga memberikan keuntungan yang sangat signifikan. Hasil penjualan panen daun ubi jalar sangat menguntungkan yaitu rata-rata Rp. 10.000,-/M2. Oleh karena prospek pengembangan ubi jalar di Kecamatan Kubu cukup potensial, karena disamping mampu memberikan peningkatan pendapatan, budidaya ubi jalar pada lahan yang miring juga dapat memberikan kaedah konservasi lahan, untuk menahan gerusan air hujan.
Unik, Nyepi di Bali Bersamaan dengan Gerhana Matahari
6465MAKNA NGELINGGIHANG DEWA HYANG
2365Ritual Unik di Desa Adat Asak Karangasem - Nyepeg Sampi Beramai-ramai untuk Menetralisir Alam
2641MENYONGSONG HADIRNYA SEORANG “NEGARAWAN”
2739PENGARUH INTELIGENSI DAN PENALARAN FORMAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 AMLAPURA
Hari Senin s/d Kamis Jam: 07.30 s/d 15.00 Wita
Hari Jumat Jam: 07.30 s/d 14.00 Wita
Pengunjung hari ini : 753
Total pengunjung : 466297
Hits hari ini : 7020
Total Hits : 4790763
Pengunjung Online: 10