Sisi lain kegiatan sosialisasi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi yang digelar Diskominfo bersama Komisi Informasi Provinsi Bali, meluaskan wawasan peserta dibidang media pers. Berbagai masalah pers yang pernah muncul di Bali mengemuka dipertanyakan peserta. Narasumber KI  I Gede Agus Astapa yang juga mantan Wartawan Bali Post Biro Jakarta.

Menurut Agus Astapa, suatu lembaga atau lembaga publik yang bermusuhan dengan pers sebenarnya rugi, sebaiknya dihindari dan bersinergi dengan media pers. Biasanya jika pejabat ketemu wartawan cenderung menghindar, itu sebenarnya keliru. Sebaiknya manakala ketemu wartawan jangan dihindari tetapi diajak berinteraksi untuk saling membutuhkan dalam kontek menyampaikan informasi publik. Wartawan itu juga manusia biasa, dia membutuhkan kerjasama, memerlukan akses informasi yang selalu menjadi buruannya. Mengingat wartawan  menghadapi masalah deadline dalam pengiriman berita maka dimaklumi bahwa informasi yang dibutuhkan dikejar deadline, artinya harus segera dipenuhi atau dilayani. Dalam rangka menjaga terjadinya miss informasi dalam penyampaian pesannya, maka sebaiknya disampaikan penjelasan yang memadai, proporsional dan efektif. Jika informasi disampai sesuai faktanya, dikemas dengan pola komunikasi yang menarik maka jurnalis pun akan mengapresiasi dan menurunkannya dengan gaya khas tulisan populer.

Memang di satu sisi hak jawab publik dimuat kurang adil dalam rubriknya, tulisan inti dimuat dengan space lebar sementara hak jawab diberikan ruang yang kecil. Disamping itu,  terkadang kepentingan company kerap mencampuri urusan idealisme pers sehingga misi pers juga kurang murni dalam membela kepentingan masyarakat lemah.(Diskominfo Kab. Karangasem)